Kamis, 20 November 2014

Interaksi Sosial Kunci Berkurangnya Sebuah Masalah

Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


sumber: google.com
Interaksi sosial merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Berinteraksi di masyarakat akan menghasilkan sebuah perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan dan individu atau person. Misal seorang anak yang dibesarkan dikeluarga yang disiplin dan tepat waktu akan membentuknya menjadi pribadi yang displin. Hal ini sesuai dengan pendapat  Bandura (1977 dalam Walgito, 2005) bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan diri organisme itu sendiri.



Seseorang dalam berinteraksi dimasyarakat didasari oleh suatu dorongan atau alasan – alasan tertentu, yang dinamakan motif. Motif merupakan penggerak, alasan – alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Sobur, 2003). Interaksi dengan orang lain juga merupakan sarana memenuhi kebutuhan akan cinta dan memiliki – dimiliki, yang akan menimbulkan rasa saling menyayangi dan rasa diri terikat antara orang satu dengan orang lainnya (Maslow dalam Sobur, 2003). Manusia sebagai makhluk sosial, membutuhkan orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya, berinteraksi dengan orang lain juga menghindarkan seseorang dari rasa kesepian. Dimana  kesepian yang terus menerus akan bisa menyebabkan terganggunya kesehatan mental seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Barber (1964 dalam Notosoedirjo, M & Latipun, 2001) makin baik interaksi sosial seseorang makin baik kesehatan mentalnya, dan sebaliknya makin terpencil interaksi sosialya makin beresiko mengalami gangguan psikiatris.

Tidak semua orang bisa dengan mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Individu yang mempunyai kepribadian introvert, yang cenderung pemalu, tertutup, tidak mudah mempercayai orang lain dan terkesan menjaga jarak dari lingkungan pergaulannya, akan mengalami kesulitan dalam hal berinteraksi dengan orang lain. Sehingga disaat dia dihadapkan pada sebuah lingkungan baru, dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk belajar beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ia hadapi saat ini. Proses pengadaptasian individu ini sesuai dengan teori belajar sebagai sebuah proses. Dimana belajar merupakan sesuatu yang terjadi dalam diri individu yang disebabkan karena latihan atau pengalaman dan hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perilaku individu (Walgito, 2005).


Setiap orang pasti pernah mendapatkan masalah dalam hidupnya, entah itu masalah besar ataupun kecil. Masalah tersebut membutuhkan sebuah pemecahan atau jalan keluar yang disebut problem solving, dan kita akan berusaha untuk mencapai  pemecahan masalah tersebut (Walgito, 2005). Cara pemecahan masalah  antara satu orang dengan orang lain  berbeda – beda, ada yang langsung bertindak setelah mendapatkan solusi yang dianggap benar, tetapi ada pula yang masih mencari saran – saran dari orang yang berbeda untuk menyakinkannya atas pemecahan masalah tersebut.

Saran – saran tersebut diharapkan dapat membantu memberi jalan keluar bagi suatu masalah, tetapi terkadang pendapat yang terlalu banyak juga bisa menimbulkan kebimbangan menentukan alternatif mana yang terbaik. Perbedaan saran yang diterima disebabkan karena perbedaan persepsi individu. Persepsi sendiri merupakan pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan respon integrated (Walgito, 2005). Langkah yang paling baik adalah utarakan masalah tersebut kepada dua atau tiga orang teman yang di percaya, lalu dari pendapat – pendapat tersebut diolah serta dibandingkan, dengan begitu kita bisa menemukan solusi yang pas untuk masalah yang kita hadapi. Sebenarnya menurut penulis sendiri, problem solving yang paling cocok tersebut hanya kitalah yang mengetahuinya, karena yang lebih mengetahui hal yang terbaik untuk hidup kita adalah diri kita sendiri bukan orang lain. Akan tetapi share kepada orang lain juga merupakan sarana yang paling efektif untuk melegakan fikiran.

Berinteraksi dengan orang lain diharapkan mampu menjadi sarana dalam meringankan masalah yang sedang dihadapi oleh individu, dengan begitu masalah tersebut tidak akan berlarut – larut dan membuatnya depresi atau frustasi.


Daftar Pustaka:
Notosoedirjo, M & Latipun.(2001).Kesehatan Mental, Konsep & Penerapan.Malang : UMM PRESS
Walgito, B.(2005).Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta : ANDI OFFSET

Sobur.(2003).PSIKOLOGI UMUM DALAM LINTASAN SEJARAH.Bandung : PUSTAKA SETIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar