Juni Wulan Ningsih
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
sumber: google.com |
Interaksi sosial merupakan kebutuhan manusia sebagai
makhluk sosial. Berinteraksi di masyarakat akan menghasilkan sebuah perilaku
yang dipengaruhi oleh lingkungan dan individu atau person. Misal seorang anak
yang dibesarkan dikeluarga yang disiplin dan tepat waktu akan membentuknya
menjadi pribadi yang displin. Hal ini sesuai dengan pendapat Bandura (1977 dalam Walgito, 2005) bahwa
perilaku dipengaruhi oleh lingkungan dan diri organisme itu sendiri.
Seseorang dalam berinteraksi dimasyarakat didasari oleh
suatu dorongan atau alasan – alasan tertentu, yang dinamakan motif. Motif
merupakan penggerak, alasan – alasan atau dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Sobur, 2003). Interaksi dengan orang lain
juga merupakan sarana memenuhi kebutuhan akan cinta dan memiliki – dimiliki,
yang akan menimbulkan rasa saling menyayangi dan rasa diri terikat antara orang
satu dengan orang lainnya (Maslow dalam Sobur, 2003). Manusia sebagai makhluk
sosial, membutuhkan orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya,
berinteraksi dengan orang lain juga menghindarkan seseorang dari rasa kesepian.
Dimana kesepian yang terus menerus akan
bisa menyebabkan terganggunya kesehatan mental seseorang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Barber (1964 dalam Notosoedirjo, M & Latipun, 2001) makin baik
interaksi sosial seseorang makin baik kesehatan mentalnya, dan sebaliknya makin
terpencil interaksi sosialya makin beresiko mengalami gangguan psikiatris.
Tidak semua orang bisa dengan mudah bergaul dan
berinteraksi dengan orang lain. Individu yang mempunyai kepribadian introvert,
yang cenderung pemalu, tertutup, tidak mudah mempercayai orang lain dan
terkesan menjaga jarak dari lingkungan pergaulannya, akan mengalami kesulitan
dalam hal berinteraksi dengan orang lain. Sehingga disaat dia dihadapkan pada
sebuah lingkungan baru, dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk belajar
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ia hadapi saat ini.
Proses pengadaptasian individu ini sesuai dengan teori belajar sebagai sebuah
proses. Dimana belajar merupakan sesuatu yang terjadi dalam diri individu yang
disebabkan karena latihan atau pengalaman dan hal ini akan menimbulkan
perubahan dalam perilaku individu (Walgito, 2005).
Setiap orang pasti pernah mendapatkan masalah dalam
hidupnya, entah itu masalah besar ataupun kecil. Masalah tersebut membutuhkan
sebuah pemecahan atau jalan keluar yang disebut problem solving, dan kita akan
berusaha untuk mencapai pemecahan
masalah tersebut (Walgito, 2005). Cara pemecahan masalah antara satu orang dengan orang lain berbeda – beda, ada yang langsung bertindak
setelah mendapatkan solusi yang dianggap benar, tetapi ada pula yang masih
mencari saran – saran dari orang yang berbeda untuk menyakinkannya atas
pemecahan masalah tersebut.
Saran – saran tersebut diharapkan dapat membantu memberi
jalan keluar bagi suatu masalah, tetapi terkadang pendapat yang terlalu banyak
juga bisa menimbulkan kebimbangan menentukan alternatif mana yang terbaik.
Perbedaan saran yang diterima disebabkan karena perbedaan persepsi individu.
Persepsi sendiri merupakan pengorganisasian, penginterprestasian terhadap
stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan respon
integrated (Walgito, 2005). Langkah yang paling baik adalah utarakan masalah
tersebut kepada dua atau tiga orang teman yang di percaya, lalu dari pendapat –
pendapat tersebut diolah serta dibandingkan, dengan begitu kita bisa menemukan
solusi yang pas untuk masalah yang kita hadapi. Sebenarnya menurut penulis
sendiri, problem solving yang paling cocok tersebut hanya kitalah yang
mengetahuinya, karena yang lebih mengetahui hal yang terbaik untuk hidup kita
adalah diri kita sendiri bukan orang lain. Akan tetapi share kepada orang lain
juga merupakan sarana yang paling efektif untuk melegakan fikiran.
Berinteraksi dengan orang lain diharapkan mampu menjadi
sarana dalam meringankan masalah yang sedang dihadapi oleh individu, dengan
begitu masalah tersebut tidak akan berlarut – larut dan membuatnya depresi atau
frustasi.
Daftar
Pustaka:
Notosoedirjo,
M & Latipun.(2001).Kesehatan Mental, Konsep & Penerapan.Malang : UMM
PRESS
Walgito,
B.(2005).Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta : ANDI OFFSET
Sobur.(2003).PSIKOLOGI
UMUM DALAM LINTASAN SEJARAH.Bandung : PUSTAKA SETIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar